PALU – Loddy Surentu, Kepala SMK Negeri 2 Palu, merespon keputusan Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Sulteng. Loddy mengaku legowo dengan penonaktifan dirinya sebagai Kepala SMK 2 Palu.

“Saya patuh dan tidak akan melakukan perlawanan,” ucap Loddy, Selasa, 4 Februari malam.

Kata dia, sebagai ASN harus siap dengan segala keputusan yang diambil pimpinan. Ini disebut bentuk loyalitas sebagai seorang aparatur negara.

Yang terpenting kata Loddy, haknya untuk menjabarkan latar belakang pemicu kisruh SMK 2 Palu sudah ditunaikan.

“Sekali lagi, saya siap menerima keputusan pimpinan (atasan). Dan saya patuh atas keputusan itu,” pungkasnya.

Diberitakan, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulteng, Yudiawati Vidiana Windarrusliana, mengumumkan hasil pemeriksaan Inspektorat Daerah Provinsi Sulteng dan hasil investigasi internal atas pungutan kursus bahasa inggris serta kisruh di SMK Negeri 2 Palu.

Yudiawati menyebut hasil pemeriksaan Inspektorat, terdapat penyalahgunaan kewenangan atas pelaksanaan pengutan les bahasa inggris.

“Penyalahgunaan kewenangan karena pungutan dilekatkan dengan PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru). Ini yang jadi masalah kegiatan pungutan kursus dilekatkan dengan PPDB,” beber Yudiawati didampingi Sekretaris Disdik Asrul Achmad, dan Kepala Bidang Pembinaan SMK Zulfikar Is Paudi, di kantornya, Selasa, 4/2/2025.

Namun disebut tidak ada kerugian penyalahgunaan dana negara yang timbul akibat pungutan tersebut karena uang langsung disetor ke pihak penyelenggara kursus.

Meski demikian, dengan hasil pemeriksaan Inspektorat, Yudiawati mengumumkan Kepala SMKN 2 Palu, Loddy Surentu, terkena sanksi penonaktifan sambil menunggu hasil pemeriksaan lain dari Tipikor Polres Palu.

“Kami menunjuk Kepala Bidang Pembinaan SMK pak Zulfikar Is Paudi, sebagai Plt Kepala SMKN 2 Palu terhitung mulai hari ini [Senin, 4/2/2025],” tutur Yudiawati.

Selama nonaktif, Loddy akan ditempatkan di Dinas Pendidikan Sulteng. Selain penonaktifan Loddy, Disdik juga memberikan sanksi pembinaan untuk dua guru SMK 2 Palu, Moh Dalil dan Moh Baso, yang punya konflik internal dengan Kepsek Loddy Surentu. (*)