PALU – Wakil Wali Kota Palu nomor urut 2, Imelda Liliana Muhidin kembali menyapa warga di Jalan Tanjung Tada, Kelurahan Lolu Selatan Kecamatan Palu Timur, Rabu (23/10/2024).
Dalam tatap muka bersama warga, Imelda menekankan pentingnya penguatan jejaring. Sebab hal itu sangat membantu dalam melaksanakan program yang bakal dilakukan kelak terpilih nanti.
Paslon nomor 2 Hadianto Rasyid – Imelda Liliani Muhidin diusung oleh delapan partai politik, yaitu Golkar (4 kursi), Hanura (4 kursi), PKB (3 kursi), Perindo (2 kursi), serta Partai Buruh dan Garuda (non-seat). Total kursi partai pengusung mencapai 14 kursi. Diharapkan dapat melaju dengan lancar.
“Jadi nanti kebanyakan berkutat untuk meningkatkan kesejahteraan, pasalnya infrastruktur sudah dibantu dari jejaring pendukung yang ada di pusat,” kata Imelda.
Kata Imelda, seperti Jalan Maleo dan Garuda itu pengerjaannya bersumber dari dana pusat. Sementara untuk total bantuan senilai Rp107 miliar. Ia mengatakan bahwa saat ini tahap 1 senilai Rp58 miliar itu sudah bergerak pekerjaannya.
“Dari Rp107 miliar itu, sebesar Rp70 Miliar dialokasikan untuk infrastruktur, sehingga pendapatan asli daerah ( PAD) Kota Palu tidak terganggu lagi. Sehingga PAD Kota Palu nantinya hanya berkonsentrasi untuk kesejahteraan keluarga,” katanya.
“Kita dibantu dari jejaring Golkar yang ada di pusat, begitu halnya DPRD Sulteng kan Golkar jadi ketua otamatis akan bergerak membantu karena Kota palu selalu bersentuhan dengan provinsi, jadi bisa kita manfaatkan dana aspirasi mereka,” jelas Imelda dihadapan warga Lolu Selatan,
Imelda mengatakan tidak menebar janji, namun dirinya bersama Hadianto memang niat untuk memperindah kota ini seperti yang ada di Singapura.
“Makanya diharapkan juga warga Palu untuk berkontribusi supaya bisa sama – sama menjaga kota ini. Retribusi pajak dan sampah itu dari masyarakat untuk masyarakat,” imbuhnya.
Demi untuk kesejahteraan, maka dari itu Hadianto telah memikirkan tentang aplikasi layanan untuk masyarakat Kota Palu yakni Sangopalu. Aplikasi tersebut memasukkan proposal yang dikehendaki warga tanpa harus antri dan menunggu lama.
“Untuk itu diharapkan dukungan masyarakat itu harus totalitas. Jika ingin melakukan sesuatu harus sepenuh hati, jangan setengah hati begitu juga Hadianto dalam menjalankan pembangunan di Kota Palu harus penuh, beliau tidak mau setengah – setengah,” ujarnya. (**)