Oleh Dr Hasanuddin Atjo*
Voting day serentak, memilih kepala daerah segera digelar pada 27 November 2024. Momen yang dihelat kali ini strategis dan bersejarah, karena untuk pertana kali dilselenggarakan serentak secara nasional, termasuk di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng). Tentunya ada harapan baru dari perubahan mekanisme ini.
Siapapun yang terpilih sebagai Gubernur Sulteng, masyarakat berharap bisa menyelesaikan PR (pekerjaan rumah) untuk menurunkan kemiskinan dan stunting, pemerataan investasi pada 17 sektor usaha serta upaya membenahi lingkungan yang tergolong parah akibat aktifitas tambang.
Berdasarkan debat yang telah diselenggarakan dua kali dan terakhir pada hari ini, tanggal 18 November 2024, pemilik hak suara bisa melihat paslon yang mana memliiki visi dan misi ke arah harapan itu. Ajakan paslon untuk bersama sama mengurus daerah ini, menjadi poin yang menarik.
Sulteng sebagai daerah yang disebut memiliki sumberdaya tiga dimensi yaitu laut, dataran rendah dan tinggi memilki pertumbuhan ekonomi
spektakuler, di atas 10 persen pada lima tahun terakhir. Dan sebesar 11, 91 persen dicapai pada tahun 2023.
Di balik pertumbuhan ekonomi yang membanggakan, daerah ini menyisahkan permasalahan mendasar. Kemiskinan pada tahun 2023 sebesar12,41
persen, sementara itu angka stunting berada pada kisaran 27,20 persen, diatas standar WHO, maksimal 20 persen.
Investasi pada 17 sektor usaha semakin timpang. Dalam lima tahun terakhir investasi lebih didominasi oleh sektor industri pengolahan dan penggalian – pertambangan (terutama nikel)
Sebagai gambaran pada tahun 2021 Investasi PMA terhadap kedua sektor itu sebesar $US 7,5 milyar, setara 112,5 triliun rupiah. Investasi ini tertinggi, dengan kontribusi sekitar 16,4 persen dari total PMA, $US 45,5 milyar, menglahkan DKI Jakarta dan Jawa Barat.
IInilah yang kemudian memicu pertumbuhan ekonomi Sulteng melambung tinggi, akan tetapi disayangkan menjadi penyebab kerusakan lingkungan kategori parah, membutuhkan perhatian dan rencana aksi yang serius.
Sementara itu investasi pada sektor pertanian, perikanan dan kehutanan semakin tertinggal. Padahal sektor ini menjadi tumpuan harapan sekitar 65 persen masyarakat Sultemg.
Rendahnya minat berinvestasi pada sektor ini dinilaii menjadi salah satu penyebab sulitnya menurunkan angka kemiskinan dan stunting daerah ini yang pernah dilanda bencana gempa tsunami dan likuifaksi secara bersamaan.
Terakhir, berharap Gubernur terpilih melakukan langkah strategis antara lain: bahwa kabinet harus diisi personal yang kompeten-profesional. Dan kemudian menyusun peta jalan dan rencana aksi yang terukur, terutama pada empat persoalan mendasar. SEMOGA
*Dr Hasanuddin Atjo adalah Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah