PALU – Citra Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2 Palu tercoreng lagi. Dugaan pungutan liar atau Pungli berkedok sumbangan dalam pelaksanaan Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) Tahun Ajaran 2025/2026, tengah mencuat.
Sebelumnya, SMK 2 Palu juga sempat viral atas polemik pungutan les bahasa inggris akhir 2024 lalu. Kini, dugaan pungli menyeruak lagi.
Padahal, Kepala Disdik Sulteng, Yudiawati V. Windarrusliana, telah mengeluarkan surat edaran yang melarang satuan pendidikan SMA dan SMK melakukan pungutan dalam bentuk apapun untuk menyukseskan Program Berani Cerdas Gubernur Sulteng.
Surat tersebut dengan Nomor: 400.14.4.3/2717/PSMK dikeluarkan Disdik Sulteng pada 10 April 2025. Itu artinya, berjarak satu bulan lebih sebelum pembukaan SPMB 2025/2026 SMKN 2 Palu pada 14 Mei 2025.
Terkabar, pungli SPMB 2025 dipungut dari orang tua sebagai upeti untuk meloloskan anak menjadi siswa didik baru di sekolah yang beralamat Jl Setia Budi No.58 Kota Palu.
Besaran pungli mulai dari ratusan ribu rupiah hingga mencapai Rp1 juta lebih. Selain berupa uang, ada sebagian orang tua siswa yang memberikan berbentuk makanan/minuman.
Hal ini diakui perwakilan orang tua siswa yang memberikan sejumlah uang agar anaknya bisa lolos masuk SMK 2 Palu. Ia bercerita, anaknya semula mendaftar ke salah satu sekolah menengah negeri di Kota Palu.
Namun karena tidak lolos, orang tua ini kemudian inisiatif mencari sekolah lain sebagai alternatif untuk anaknya melanjutkan pendidikan. Pilihan kemudian jatuh ke SMK 2 Palu, yang berada dalam naungan Pemprov Sulteng ini.
Orang tua siswa lalu menemui Plt Kepala SMKN 2 Palu, Zulfikar Is Paudi. Pertemuan tersebut berlangsung dengan difasilitasi salah satu wakil kepala sekolah (wakasek) SMK 2 Palu.
Dari pertemuan, Kepsek disebutkan bersedia membantu agar anaknya bisa masuk ke SMK 2 Palu. Namun, setelah perbincangan, orang tua siswa ini diarahkan untuk bertemu wakasek yang ditunjuknya.
Dia kemudian menemui wakasek dimaksud. Saat pertemuan inilah terjadi permintaan kepada orang tua siswa dengan dalih sebagai sumbangan. Permintaan disanggupi dan memberikan sejumlah uang yang nominalnya mendekati Rp1 juta rupiah.
“Nominalnya tidak ditentukan, tapi sebenarnya saya kurang paham untuk apa itu sumbangan. Cuma mungkin dengan cara begitu supaya anak kita mudah masuk. Saat itu memang sudah tutup semua pendaftaran, termasuk jurusan yang disukai anak saya,” ungkap orang tua siswa yang meminta namanya tidak dicantumkan demi keamananan anaknya di sekolah, Minggu, 31 Agustus 2025.
“Jadi, saya bermohon kepada pak Zulfikar, meminta tolong. Alhamdulillah, anak saya bisa masuk diusahakan pak Zulfikar,” tambahnya.
Hal senada juga diungkapkan orang tua siswa lainnya yang dimintai sumbangan konsumsi untuk tujuan serupa. Ia mengaku pertemuannya terjadi difasilitasi salah satu oknum pegawai Dinas Pendidikan (Disdik) Sulteng melalui oknum guru SMK 2 Palu, lalu kepada Zulfikar.
Pertemuan di ruangan Bidang Pembinaan SMK Disdik Sulteng, pada akhir Juni 2025. Adapun ruangan ini merupakan tempat kerja Zulfikar sebagai Kepala Bidang yang merangkap Plt Kepala SMK 2 Palu.
Saat itu, dikatakan, di dalam ruangan ada sekitar delapan orang tua siswa. Pertemuan membuahkan hasil dengan kelolosan sang anak ke SMK 2 Palu.
“Anak saya memang ikut pendaftaran tapi tidak lulus. Jadi saya langsung ke pak kabid di dinas pendidikan. Ada sekitar delapan orang di dalam itu,” jelasnya, yang juga meminta namanya tidak ditulis.
Keluar dari ruangan kabid, orang tua siswa langsung bertemu oknum guru yang diduga wakasek di SMK 2 Palu. Dari pertemuan ini, ia dimintai jatah memberikan konsumsi.
Zulfikar saat dimintai keterangan membantah tudingan kepada dirinya dan SMK 2 Palu. Namun ia mengaku siap membantu melakukan pengembalian jika benar ada pungli SPMB.
“Tidak ada itu, saya tidak pernah lakukan pungutan. Kalau ada saya bersedia bantu kembalikan,” akunya, Senin, 1 September 2025.
Diketahui, Zulfikar diamanahi sebagai Plt Kepala SMKN 2 Palu oleh Kadisdik Sulteng Yudiawati sejak 4 Februari 2025. Ia menggantikan Loddy Surentu, yang berpolemik akibat pungutan les bahasa inggris di sekolah ini.
Kala itu, tugas utama ditunjuknya Zulfikar untuk melakukan langkah pemulihan citra SMK 2 Palu, membangun kembali silaturahmi antar guru, siswa, dan orang tua, serta menghentikan segala bentuk pungutan di sekolah ini. (*)
