PALU – Hari Sumpah Pemuda yang diperingati sebagai momen bersejarah dalam perjalanan bangsa Indonesia, kali ini dirayakan mahasiswa Universitas Tadulako (UNTAD) dengan mimbar bebas bertema “Tolak PTN-BH, Tegakkan Keadilan Pendidikan”, Senin, 28/10/2024.
Bertempat di pelataran BEM UNTAD, acara yang dimulai pukul 15.00 WITA ini berhasil memantik semangat para mahasiswa dengan berbagai ekspresi perjuangan, dari orasi politik hingga musikalisasi puisi dan nyanyian perjuangan. Kehadiran mahasiswa dalam kegiatan ini menjadi penanda semakin solidnya gerakan tolak PTN-BH (Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum) di UNTAD.
Dalam mimbar bebas tersebut, Fauzan, mahasiswa FISIP UNTAD, menyampaikan keprihatinannya terhadap minimnya gerakan mahasiswa dalam mengawal kebijakan kampus yang tidak berpihak pada kesejahteraan mahasiswa. Menurutnya, mahasiswa saat ini lebih sering terlibat dalam konflik internal yang mengalihkan perhatian dari isu-isu mendesak, seperti perdebatan internal organisasi dan tawuran antar-fakultas.
“Mahasiswa UNTAD banyak, tapi kita lebih asyik bertengkar satu sama lain, akhirnya pengawalan terhadap kebijakan kampus nihil. Wacana PTN-BH yang digulirkan sejak Juli lalu, hingga kini belum cukup direspons mahasiswa. Kita harus menyatukan suara dan gerakan untuk membangun tekanan yang kuat agar hasil yang diharapkan bisa tercapai,” kata Fauzan.
PTN-BH, atau Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum, Merupakan sistem yang memberikan otonomi penuh bagi universitas dalam kebijakan dan pengelolaan keuangan. Namun, kebijakan ini justru berpotensi memperburuk keadaan dengan membebankan mahasiswa lewat biaya UKT (Uang Kuliah Tunggal) yang lebih tinggi dan menggerus demokrasi kampus.
Wawan, Kepala Bidang Riset dan Data dari Komunitas Pemuda Intelektual Kota Palu, menyampaikan bahwa rencana kenaikan UKT di UNTAD bukanlah hal mustahil.
“Kenaikan UKT di UNTAD sudah mungkin terjadi. Jika mahasiswa saat ini tidak bergerak untuk mengantisipasi hal itu, dampaknya akan dirasakan oleh mahasiswa baru di masa depan,” ujar Wawan.
Ia menambahkan, meskipun UNTAD saat ini masih berstatus Badan Layanan Umum (BLU), praktik-praktik PTN-BH sudah diterapkan perlahan-lahan, seperti peningkatan biaya kuliah, kebijakan yang sentral tanpa transparansi, serta komersialisasi fasilitas kampus seperti auditorium dan aula.
Kegiatan mimbar bebas ini diinisiasi oleh BEM UNTAD dan rencananya akan digelar secara rutin setiap minggu. Selain menjadi sarana menyebarluaskan solidaritas mahasiswa, mimbar bebas ini diharapkan menjadi ruang konsolidasi bagi mahasiswa dalam menyuarakan isu-isu penting, baik internal kampus maupun yang berskala lebih luas. (*)